Badai laut menerpa kapal yang baru saja berangkat untuk mengantarkan penumpang agar sampai ke tujuan. Terjadi kebocoran di beberapa bagian mesin kapal yang tak sanggup menghadapi badai. Bahan bakar perlahan mulai merembes dan menyebar, lalu lalang kru kapal, mencoba memperbaiki. Salah satu dari mereka, sedang merokok dan tak sengaja membuang puntung rokok, menimbulkan percikan api. Dengan cepat api menjalar menuju dek lain, nahasnya dek tersebut berisi benda yang mudah terbakar. Semakin panik, para kru kapal berusaha memadamkan api, namun sia-sia. Api telah masuk ke kompartemen mesin menimbulkan ledakan yang membuat kapal miring sekitar 45 derajat dan karam.

Rauft tersadar dengan memar bekas benturan, terbatuk karena air laut yang merasuk ke tubuh. Sebagian runtuhan kapal yang membawa badannya terdorong perlahan dan tersembul ke permukaan laut. Keberuntungan sangat berpihak padanya, menjadikan ia sebagai salah satu yang selamat dari tragedi semalam. Mendapati bahwa kini hanya sendiri, terombang ambing di laut, menggantungkan nyawa pada reruntuhan kapal, berusaha memperjuangkan hidupnya. Rauft bertahan dengan segala keterbatasan yang ada, memanfaatkan benda yang ada di sekitar demi bertahan hidup. Berharap akan sampai ke pulau terdekat untuk mendapat pertolongan.